Book Review: Muslimah Sukses tanpa Stres

Saya akan membagi menjadi dua bagian untuk mereview buku kece berjudul Muslimah Sukses Tanpa Stres (MSTS) ini; Eksternal dan Internal Review. By the way, jangan tanya saya ‘mana referensi buku untuk metode seperti ini?’ ya, karena ini cuma suka-suka saya aja. :D Oke, let’s check it out!

1. Eksternal Review

Maksud dari Ekternal review, saya akan menjelaskan bagaimana buku kece ini bisa sampai ke tangan saya. Saya mendapatkannya secara gratis lho, hehee ... Alangkah beruntungnya saya punya senior yang ga sekedar baik, tapi baiiik bangeetttt ..... kak Ma, Rahmatul Husni.

Dalam sebuah silaturahmi, saya dibuat penasaran sama kak Ma soal buku ini karena saya berada dalam lautan kegalauan (*lebay) saat itu. Bukan hanya berdasarkan pengalaman pribadi, tapi juga pengamatan saya ke teman-teman muslimah lainnya. Kerja di luar rumah bagi sebagian muslimah menyebabkan banyak hal yang harus dikorbankan. Ada muslimah yang terlalu sibuk mengejar karir dan melupakan dirinya sendiri. Ada juga muslimah yang harus mengorbankan kesehatan mereka dan  anak-anak karena harus dititipkan dan hanya mendapatkan asupan dari susu formula. Padahal anak-anak mereka punya hak untuk mendapatkan ASI dari ibunya. Ada juga muslimah yang sedang hamil tua masih harus lembur hingga malam hari demi sebuah tanggungjawab atas pekerjaannya.  Dan masih banyak lagi lainnya yang membuat miris hati saya.

Kak Ma bilang “Buku ini bagus dibaca ga cuma untuk muslimah dek, tapi untuk para lelaki juga.” Dan ternyata kata-kata beliau ini ga cuma isapan jempol belaka. Karena Kak Ma punya dua buku MSTS ini. Jadi saya tanya kenapa beliau beli dua buku yang sama?

“Maksudnya bukan beli dua, jadi sebelum nikah kakak sama mas udah sama-sama punya. Makanya ada dua.” So sweet-nya mereka? Wkwkkk :D udah sama-sama dapat teorinya, tinggal aplikasinya langsung.

Sayangnya, buku yang kami lihat waktu itu adalah milik misua-nya kak Ma. Jadi saya ga berani pinjam karena ga tahu kapan bisa mulanginnya berhubung jarak daerah kami yang ga dekat. Akhirnya saya pesan buku MSTS yang baru sama kak Ma. Hingga datanglah paket berisi 3 eksemplar buku ini ke tempat saya. Satu eks untuk saya gratis, dan dua eks lainnya untuk adek-adek wisma Raudah dan Arifah di Padang. Oya, para senior lainnya (atau siapapun deh . ) yang mau bagi-bagi buku gratis, sangat saya persilahkan. :D

Waktu diskusi dengan kak Ma bahas soal nafkah. Kata beliau memang seharusnya nafkah istri itu harus dibedakan dengan nafkah anak ataupun keperluan rumah tangga lainnya. Makanya kak Ma merekomendasikan saya untuk baca buku ini. Setelah saya baca, ternyata ga cuma kegalauan saya  yang terjawab, tapi banyak ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Apa sajakah itu? Yuk lanjut ke bagian dua; Internal Review.

2. Internal Review

Internal review, bagian inti yang akan mengulas tentang apa sih isi dari buku Muslimah Sukses Tanpa Stres. MSTS ditulis oleh seorang aktivis muslimah, Dr. Erma Pawitasari M.Ed.. Beliau merupakan alumni Teknik Informatika, ITS, Surabaya. Beliau juga sempat menimba ilmu di Amerika Serikat, dengan fokus Ilmu Teknologi Pendidikan di School of Education, Boston University. Dan pendidikan S3 beliau mendapatkan beasiswa di kampus Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA)- Bogor.

Saya merasa terjebak oleh judul ini, Muslimah Sukses Tanpa Stres. Yang saya pahami dari kata “SUKSES” disini berbeda dengan maksud si penulisnya.  Yang terbesit saat itu, “Wah, gimana sih caranya jadi muslimah yang sukses? Mungkin isinya soal tips-tips bagi waktu untuk aktivitas muslimah yang padat. Mungkin isinya tentang bagaimana menangani dilema hidup seorang muslimah antara karir, keluarga, dan masyarakat. Atau mungkin juga berisi tips-tips untuk menghilangkan stres bagi muslimah, misal; yoga, shoping, dll.  Jadi kita bisa sempurna sebagai superwoman yang dituntut oleh ‘duniawi’.” Kurang lebih itulah awalnya yang terlintas di kepala saya  dengan judul buku ini.

Ternyata, isinya melampaui harapan saya. MSTS menjadi buku fiqih perempuan dengan pembahasan yang ringan dan mudah dipahami untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan kita (yang tidak pernah lepas dari urusan keluarga dan interkasinya antara muslim dan muslimah). Jadi buku ini bisa menjadi panduan simpel kita jika terlalu sulit untuk memahami buku-buku fiqih yang bahasanya kaku. Buku ini akan memandu kita betapa Allah telah memberi kita atura-aturan yang akan memberikan keseimbangan hidup di dunia ini, yang akan memberikan kita kesuksesan tak hanya di dunia, tapi hingga ke akhirat. Ga percaya?  Coba aja baca sendiri. 

Kehadiran MSTS ini seperti sinaran mentari dan tetesan hujan untuk bibit ‘konsep seorang muslimah’ di hati saya (*aduhai bahasa saya sok nyastra ya :D). Buku yang terdiri dari 234 halaman ini telah menumbuhkan, mengembangkan dan membuahkan pemahaman yang manis  untuk saya.

Banyak hal yang menjadi pembahasan dalam buku ini, misalnya seperti yang telah disebutkan di atas, alasan mengapa nafkah istri itu harus di pisah dari nafkah lainnya, dan apa dalilnya. Ibu Erma juga menyadarkan para muslimah bahwa mereka sudah mulia dari awalnya, agar para muslimah bisa memposisikan diri dengan benar dalam keluarga ataupun karir yang bermacam-macam hukumnya. Ada karir yang fardhu kifayah, sunnah, mubah, makruh, atau bahkan haram bagi seorang muslimah. Ayo baca buku ini dan deteksi pekerjaanmu (para muslimah), anakmu (bagi para ayah), istrimu (bagi para suami), dan saudari-saudarimu yang lain, masuk di kategori mana?

Bagi yang jomblo, buku ini juga membahas seputar jodoh lho. Yang bisa membantu pemahaman kita tentang siapa yang bertanggungjawab mencarikan jodoh untuk seorang muslimah? Atau apa saja upaya yang bisa ditempuh untuk bisa menemukan tambatan hatinya? Siapa saja yang berhak menjadi wali dalam sebuah pernikahan? Manakah yang lebih baik antara janda atau perawan? Bagaimana menyikapi sebuah perpisahan dalam rumah tangga? Bagaimana sistem pembagian waris jika salah seorang anggota keluarga meninggal? Bagaimana pembagian hak asuk anak yang berbeda ketentuannya antara anak laki-laki dan perempuan, bagi pasangan yang bercerai? Berapa lama masa iddah bagi muslimah yang cerai karena; ditiinggal mati, talak, khulu’ atau fasakh?

Bagi yang belum menemukan jodohnya, Ibu Erma melalui buku ini mengingatkan bahwa meskipun “Pernikahan adalah jalan yang indah menuju surga. Namun, surga bukan hanya milik mereka yang menikah.” Karena setiap pintu surga mempunyai tiketnya masing-masing. Misalnya melalui tiket; istri sholihah, anak yang berbakti, sedekah, sholat, puasa, atau ilmu.

Membaca buku ini membuat saya seolah-olah bisa meliihat negeri utopia. Segala sesuatunya berjalan secara teratur, berimbang, dan adil, jika menerapkan hukum-hukum Allah secara benar. Hanya saja bagi saya masih terasa berat saat membaca bab “Poligami Tanpa Galau” :D. Ibu Erma bisa memaparkan dampak positif poligami dari sudut keuntungannya bagi perempuan, bukan hanya bagi laki-laki. Pasti bagian ini penasaran juga kan? Silahkan baca bukunya langsung ya ....

Semoga jadi ilmu yang bermanfaat dan bisa diamalkan dengan baik. 

Komentar

Postingan Populer